Dialog Nusantara, KKN Nusantara 2025: Teguhkan Nilai Kebangsaan dan Moderasi Beragama
KALIBAWANG, KULON PROGO — Kegiatan Dialog Nusantara dalam rangkaian KKN Nusantara 2025 digelar di Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Selasa, 6 Agustus 2025 bertempat di selasar Gereja Katolik Theresia Liseux, Kalibawang, DIY. Acara ini menjadi forum reflektif untuk meneguhkan semangat kebangsaan, merawat keragaman, dan menumbuhkan cinta tanah air di kalangan mahasiswa peserta KKN dari berbagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).
Kasubtim Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Agama RI, Dr. Adimin Diens, S.Ag., M.Pd., menyampaikan bahwa KKN harus menjadi sarana pembelajaran transformatif bagi mahasiswa, bukan sekadar kegiatan pengabdian masyarakat. “Dialog Nusantara bukan hanya istilah, tetapi representasi nyata semangat kebangsaan dalam merawat keberagaman Indonesia,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan untuk memastikan kualitas program tetap terjaga, terutama di sisa waktu pelaksanaan.
Menurutnya, keberagaman merupakan kekuatan sekaligus tantangan. Oleh karena itu, kerukunan antarumat beragama, kepedulian terhadap sesama, serta kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan harus terus ditanamkan.
Kepala Bidang Ketahanan Ekonomi, Sosial, dan BudayaBadan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DIY, SihUtami, SIP., M.M., menambahkan bahwa nilai-nilai Pancasila harus menjadi panduan dalam kehidupan bermasyarakat. Ia menjelaskan bahwa pemerintah daerah terus mendorong internalisasi nilai Pancasila melalui program “Sinau Pancasila”, yang menyasar seluruh lapisan masyarakat, termasuk pelajar dan komunitas lokal di Kulon Progo.
Tokoh Katolik, Romo Yohanes Adfentodi, mengingatkan bahwa tanggung jawab spiritual manusia juga mencakup relasi sosial dengan sesama dan dengan alam. “Jika kerukunan antarumat beragama terjaga, maka harmoni sosial akan tercipta. Dialog Nusantara adalah salah satu sarana strategis dalam merawat nilai-nilai tersebut,” ungkapnya.
Dosen Universitas Gadjah Mada sekaligus content creator, I Made Andi Arsana, Ph.D, turut hadir dan menyoroti pentingnya pengetahuan sebagai dasar toleransi. Ia menegaskan bahwa toleransi sejati lahir dari kesadaran dan pemahaman terhadap keberagaman. “Saling menghormati tidak selalu harus hadir dalam kebersamaan fisik, tetapi melalui kesadaran akan perbedaan dan pengakuan terhadap keunikan masing-masing,” jelasnya.
Selain dialog kebangsaan, kegiatan ini juga mencakup penanaman pohon kayu putih dan jati sebagai upaya pelestarian lingkungan. Panitia juga melakukan survei lapangan terhadap program kerja beberapa kelompok KKN Nusantara, di antaranya Batik Ecoprinting dan Pembuatan Eco Enzim yang menjadi inovasi pengabdian berbasis ekologi.
Dengan rangkaian kegiatan tersebut, Dialog Nusantara KKN 2025 tidak hanya memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan keberagaman, tetapi juga mendorong aksi nyata mahasiswa dalam menjaga lingkungan dan membangun masa depan yang berkelanjutan. (sri/nal/iu)