Semangat Pengabdian di Kembang: Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Hidupkan Warna Desa

Pada 14 Juli 2025, kebersamaan dan semangat pengabdian mahasiswa UIN Sunan Kalijaga mulai mengalir di Desa Kembang, Pacitan. Dengan resmi dimulai, Kelompok 264/117 mengusung misi sosial-kultural selama hampir enam pekan, tepatnya hingga 25 Agustus 2025. Dosen Pembimbing Lapangan Dr. Bono Setyo, M.Si. mendampingi kelompok yang dipimpin oleh Tutur Tejo Kusumo, didukung oleh anggota dari berbagai jurusan seperti Ilmu Hadis, Hukum Tatanegara, Manajemen Dakwah, Sosiologi Agama, Ilmu Hukum, Pendidikan Bahasa Arab, dan Al-Qur’an & Tafsir.

Langkah-langkah awal KKN ditandai dengan pengenalan dan koordinasi. Tim melakukan kunjungan ke kantor lurah untuk menyepakati program kerja desa, lalu melanjutkan observasi dan pengenalan suasana di SDN Kembang dan TK desa setempat. Kehadiran mahasiswa dalam MPLS di SD serta ikut ambil bagian dalam yasinan rutin dan mengajar ngaji di masjid setempat meneguhkan bahwa mereka hadir bukan hanya sebagai “tamu akademik”, melainkan bagian dari aktivitas keseharian warga.

Dalam pekan kedua, interaksi semakin intens. Mahasiswa membantu koordinasi ke TK Tunas Bhakti, bersih-bersih masjid Tanbihul Ghofilin, dan mengajar di Madrasah Diniyah Miftakhul Ulum serta TPA di masjid dan mushola setempat. Mereka juga aktif mengikuti kerja bakti bersama warga Dusun Krajan serta mencurahkan waktu dalam pengajaran ke agama dan pendidikan anak-anak desa. Agenda mingguan semakin padat dengan hadirnya rapat evaluasi harian, koordinasi persiapan acara, dan berbagai kegiatan PKK desa.

Memasuki pekan ketiga, kelompok 264/117 mulai memperluas cakupan program ke sektor lingkungan dan advokasi sosial. Mahasiswa menyelenggarakan audiensi ke Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pacitan, mengajukan bibit tanaman ke Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, serta melakukan sosialisasi stop bullying di SD Kembang. Dalam kesempatan lain, mereka juga mengusulkan pembangunan rocket stove, membantu persiapan lomba Festival Anak Islami (FAI), hingga pengajuan proposal kegiatan 17 Agustus.

Dalam pekan-pekan berikutnya, momentum kemerdekaan menjadi titik puncak aktivitas. Mahasiswa bersama warga menyemarakkan persiapan lomba, doorprize, senam pagi, even jalan sehat, hingga pemasangan dekorasi 17 Agustus. Mereka pun membantu pembangunan rocket stove, pengusulan bibit tanaman, dan koordinasi dengan perangkat desa terkait acara dan logistik. Pada 17 Agustus 2025, suasana Desa Kembang dipenuhi euforia — upacara bendera digelar bersama warga, lomba rakyat berlangsung, dan tie-in program KKN menjadi salah satu pilar semarak kemerdekaan.

Setelah puncak perayaan kemerdekaan, aktivitas tidak langsung mereda. Kelompok ini melanjutkan finishing proyek rocket stove, peresmian, evaluasi kegiatan, hingga persiapan malam perpisahan. Pada 25 Agustus 2025, penarikan KKN dilakukan secara resmi di Balai Desa Kembang, diiringi ikrar pamitan dan doa. Meski dokumentasi belum menyajikan program kerja tetap, catatan harian mereka merekam kisah pengabdian yang komprehensif: pendidikan agama di TPQ dan Madrasah, kebersihan masjid, kerja bakti, advokasi lingkungan, pembangunan rocket stove, lomba kreatif, hingga momentum kebangsaan.

Kehadiran mahasiswa KKN 264/117 di Desa Kembang tak sekadar melaksanakan tugas kampus, tetapi menyulam warna baru dalam kehidupan desa: pengalaman, kolaborasi, dan asa agar semangat perubahan tetap tumbuh. Desa Kembang kini menyimpan cerita bahwa tangan muda dari kampus pernah menyapa, menggerakkan, dan ikut membangun bersama mereka — meninggalkan jejak yang diharapkan terus terawat oleh masyarakat di masa mendatang.

Penulis: Nadina Sri Halimah (Oktober 2025)