Menyulam Asa di Pesagen: Mahasiswa UIN Suka Jalankan KKN Berbasis Literasi, Sosial & UMKM
Sejak 14 Juli 2025, desa Pesagen, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, menjadi titik pengabdian bagi mahasiswa UIN Sunan Kalijaga anggota KKN Reguler Kelompok 302/117. Dosen Pembimbing Lapangan, Dr. Shaleh, S.Ag., M.Pd., mendampingi kerja lapangan kelompok ini, yang diketuai oleh Muhammad Syams Fattah. Program KKN mereka dijadwalkan berlangsung hingga 17 Agustus 2025, selama itu mahasiswa berupaya menghadirkan kontribusi di bidang pendidikan, pemberdayaan ekonomi, sosial keagamaan, dan pengembangan kreatif masyarakat.
Di awal masa pengabdian, tim langsung menenun interaksi melalui kegiatan keseharian desa. Aktivitas seperti Posyandu untuk balita dan lansia menjadi salah satu pintu masuk mereka ke dalam kehidupan warga. Mahasiswa juga melakukan silaturahmi kepada ustadz setempat, membantu persiapan kegiatan masa pengenalan sekolah (Matsama) di MI dan MTs, serta mengajar di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ). Dengan cara ini, mereka tidak hanya hadir sebagai tenaga pengajar, melainkan mitra dalam ritme lokal.
Dalam pekan kedua, intensitas kegiatan semakin bertambah. Tim mengisi sesi story telling dan pengajaran TPQ, sambil berjalan menyebar pesan dan sosialisasi program kerja melalui balai desa. Kegiatan PKK juga menjadi ajang kolaborasi antara mahasiswa dan ibu-ibu desa dalam merancang program lokal. Tak ketinggalan, mereka ikut dalam tahlilan lintas rumah warga, serta rapat koordinasi jaringan masyarakat untuk mendukung lomba-lomba kemerdekaan. Mahasiswa juga merancang percobaan pembuatan olahan berbahan mocaf (modified cassava flour) sebagai bahan unggulan yang diperkenalkan ke ibu-ibu PKK.
Memasuki pekan ketiga dan keempat, suasana kemerdekaan mempererat ikatan warga dan mahasiswa. Pemasangan umbul-umbul dan bendera merah putih menghiasi setiap sudut desa sebagai simbol semangat kebangsaan. Bersama ibu-ibu RT dan PKK, mahasiswa mengadakan senam pagi massal, serta ikut diajak makan bersama kepala desa sebagai bentuk keakraban. Kegiatan lomba 17 Agustus menjadi puncak kemeriahan—mulai dari lomba anak-anak hingga perlombaan khusus ibu-ibu—sebagai medium integrasi sosial dan hiburan.
Tak hanya aspek hiburan, kelompok ini juga memainkan peran dalam pendidikan alternatif dan ekonomi lokal. Mereka menyelenggarakan workshop olahan mocaf bersama warga di balai desa, serta sosialisasi UMKM melalui platform e-commerce, khususnya Shopee, agar warga bisa menjangkau pasar lebih luas. Inovasi seperti pembuatan cookies dari mocaf bahkan menjadi contoh nyata transformasi sumber daya lokal menjadi produk bernilai tambah.
Menjelang masa KKN berakhir, puncak kegiatan dilakukan pada 17 Agustus 2025 dengan upacara bendera, evaluasi program, dan malam perpisahan penuh haru di desa Pesagen. Meski dokumentasi belum memuat daftar program kerja baku, rangkaian harian kegiatan kelompok 302/117 memperlihatkan bahwa mereka hadir sebagai agen perubahan—menggabungkan literasi, seni, pendidikan agama, pemberdayaan ekonomi, dan kebersamaan sosial.
Jejak mereka di Pesagen, dari TPQ, balai desa, hingga dapur ibu-ibu PKK, menyulam harapan agar tumbuh keberlanjutan—bahwa setelah mahasiswa kembali ke kampus, semangat usaha lokal, literasi masyarakat, dan daya kreatif desa tetap hidup. Pengabdian ini bukan sekadar kewajiban akademik, melainkan investasi sosial berupa kepercayaan dan kerja sama antara kampus dan komunitas desa.
Penulis: Nadina Sri Halimah (Oktober 2025)