Menyelami Potensi Desa Penusupan: Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Hadir Lewat Mitigasi dan Pendidikan
Sejak 15 Juli 2025, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang tergabung dalam kelompok 310/117 resmi memulai pengabdian di Desa Penusupan, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara. Dosen pembimbing lapangan, Rachmad Resmiyanto, S.Si., M.Sc., menemani perjalanan pengabdian para mahasiswa yang dipimpin oleh Dwika Hardias Sahfloresta sebagai ketua kelompok. Mereka akan mengabdi hingga 20 Agustus 2025, dengan menyisir desa dan menyentuh aspek kehidupan masyarakat dari sisi pendidikan hingga mitigasi bencana.
Dalam pekan-pekan awal, tim KKN langsung membangun hubungan dengan warga setempat melalui silaturahmi formal sekaligus permohonan izin untuk melaksanakan program kerja di SD Negeri 2 Penusupan. Langkah ini menjadi pintu masuk mereka dalam memahami kondisi lokal, mengidentifikasi potensi risiko bencana, dan menjalin komunikasi erat dengan lembaga pendidikan desa. Tak lama kemudian, mahasiswa mulai melakukan pengukuran geolistrik di berbagai titik desa, termasuk di Ratamba dan wilayah Gembol. Aktivitas ini bertujuan memetakan kondisi bawah permukaan tanah sebagai langkah awal mitigasi bencana di kawasan sukar seperti Banjarnegara.
Selain kerja teknis, mahasiswa juga turut menjaga keseimbangan sosial dan keagamaan. Mereka membersihkan dan merenovasi TPQ At-Taqwa, menyelenggarakan kelas mengaji, mengajar tari kepada anak-anak, serta mendampingi proses belajar di SD 2 Penusupan. Anak-anak kecil di desa tampak antusias ketika diajari menari atau belajar mengaji bersama tim mahasiswa. Aktivitas tersebut bukan hanya transfer ilmu, melainkan jalinan keakraban antara kampus dan komunitas lokal.
Menjelang momen kemerdekaan Indonesia, kelompok KKN ini terlibat dalam persiapan lomba-lomba dan pertunjukan, termasuk pelatihan tari anak-anak, pembuatan hiasan untuk perlombaan, dan pemasangan plang titik rawan bencana untuk edukasi warga. Pada 17 Agustus, mereka ikut serta dalam upacara bendera, melanjutkan penempatan plang mitigasi, dan memamerkan tari kreasi anak desa sebagai bagian dari keberagaman budaya lokal.
Di hari-hari terakhir, semangat gotong royong terlihat ketika mahasiswa serta warga desa bersama-sama menyelenggarakan senam bersama, koordinasi publik terkait area rawan bencana, dan penarikan program KKN di Balai Desa. Relasi yang terjalin selama kurang lebih lima minggu ini menciptakan dialog intensif antara mahasiswa dan masyarakat Penusupan dialog tentang kebutuhan, potensi, dan harapan desa ke depan.
Walaupun dokumentasi belum memuat program kerja resmi kelompok, perjalanan harian mereka telah menorehkan jejak kebermanfaatan: mitigasi bencana, edukasi anak-anak, perbaikan fasilitas religi, hingga persiapan momen kemerdekaan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Semoga jejak langkah kelompok 310/117 memberi inspirasi bahwa kehadiran mahasiswa di desa bukan hanya sekadar amanah akademik, tetapi juga benih kolaborasi untuk perubahan berkelanjutan.
Penulis: Nadina Sri Halimah (Oktober 2025)