Literasi, Lingkungan, dan Kreativitas: Jejak KKN 299/117 di Tambahmulyo
Pada tanggal 14 Juli 2025, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang tergabung dalam Kelompok 299/117 memulai perjalanan pengabdian di Desa Tambahmulyo, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati. dibimbing oleh Dr. H. Zamakhsari, M.Pd., kelompok ini — dengan Muhammad Yahya Wildan Tsania sebagai ketua — merencanakan pengabdian hingga 20 Agustus 2025. Dalam kurun waktu tersebut, para mahasiswa bergerak menyatu dengan masyarakat melalui program-program yang menyasar pendidikan, pemberdayaan ekonomi, kreativitas lingkungan, dan kebersamaan sosial.
Sejak minggu pertama, rombongan KKN langsung bergerak aktif di berbagai sudut desa. Dalam beberapa hari awal, mereka melakukan inventarisasi perpustakaan desa, menyusun katalog buku dan merapikan koleksi supaya lebih mudah diakses masyarakat. Aktivitas ini berpadu dengan kehadiran di TK Pertiwi—mereka mendampingi anak-anak TK dalam belajar, dan ikut mempersiapkan lomba kreatif untuk anak-anak. Tak kalah penting, penanaman pohon mangga ‘Thailand’ menjadi simbol langkah hijau awal yang menandai niat mereka menjaga alam dan menumbuhkan kepedulian lingkungan.
Memasuki minggu kedua, agenda mereka semakin beragam dan strategis. Mahasiswa melakukan observasi dan pendataan UMKM lokal sebagai dasar perencanaan program digital marketing. Di tengah itu, mereka ikut menemani lomba Gebyar PAUD Kecamatan Jakenan di Balai Desa Tlogorejo serta mempraktikkan teknik ecoprint sebagai bentuk kreasi berbasis alam. Sementara itu, langkah digital juga mulai diambil: lokasi-lokasi UMKM dimasukkan ke Google Maps untuk memperluas jangkauan mereka. Edukasi kesehatan masyarakat, seperti sosialisasi DBD dan pelacakan jentik nyamuk, turut dimasukkan dalam agenda, bersamaan dengan bimbingan belajar (bimbel) dan pengajaran perkusi rebana untuk anak-anak di Dusun Banglean.
Pada minggu ketiga, tim KKN makin intens berkolaborasi dengan lembaga pendidikan setempat. Mereka menyambangi MI di Tambahmulyo untuk koordinasi materi pemilahan sampah dan pendidikan karakter. Di MTs Tadris, mereka menyampaikan materi keberagaman dan kerukunan, serta mengadakan nobar (nonton bareng) di posko bersama warga untuk mempererat interaksi. Sepanjang minggu itu, mereka juga menyempurnakan materi, memantau pelaksanaan program, dan bergerak menuju persiapan agenda besar berikutnya.
Di minggu keempat, perhatian diarahkan ke program pemilahan sampah di MI Tarbiyatul Islamiyah. Selain itu, bagi siswa SD setempat, diadakan lomba mewarnai dan pembuatan poster bertema kebersihan lingkungan. Puncak kreativitas datang saat “Festival Layangan” yang mereka selenggarakan bersama kelompok KKN dari Pati 1 dan Pati 6 serta pemerintah desa — perlombaan layangan ini menjadi ajang kolaborasi sosial dan hiburan massal di lapangan desa.
Saat kemerdekaan makin mendekat — minggu kelima — program makin padat. Koordinasi intens dengan perangkat desa dan antar kelompok KKN dilakukan untuk menjamin suksesnya agenda 17 Agustus. Persiapan lomba di tingkat RT hingga RW dilaksanakan di banyak titik dusun, termasuk di Banglean. Dan pada tanggal 17 Agustus, mereka turut meramaikan kemeriahan desa lewat senam massal ibu-ibu, lomba kreatif warga, serta kegiatan kebersamaan lainnya.
Akhirnya, pada 20 Agustus 2025, kelompok KKN 299/117 melakukan penarikan resmi. Acara penutupan berlangsung di Balai Desa Tambahmulyo dan dihadiri oleh Dosen Pembimbing Lapangan, perangkat desa, dan warga setempat. Meski dokumentasi belum menampilkan program kerja resmi dalam lampiran, catatan kegiatan harian menggambarkan dedikasi tinggi: dari literasi dan pengelolaan perpustakaan, pendidikan anak usia dini, kreasi seni dan lingkungan, hingga pendampingan UMKM dan edukasi kesehatan masyarakat.
Jejak mahasiswa KKN 299/117 di Tambahmulyo bukan sekadar serangkaian program—melainkan dialog antara kampus dan masyarakat, yang menyulam harapan agar gagasan kecil mereka terus tumbuh dan lestari di antara warga desa setelah masa pengabdian berakhir.
Penulis: Nadina Sri Halimah (Oktober 2025)