UIN Sunan Kalijaga Tuan Rumahi The 4th ISLAGE (International Symposium on Religious Literature and Heritage)
.png)
LP2M - 02/08/2023,UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ditunjuk sebagai tuan rumah acara The 4th ISLAGE (International Sysposium on Religious Literature and Heritage) yang digelar Kementrian Agama RI. Simposium ke-empat ini terselenggara atas kerja sama LP2M UIN Sunan Kalijaga, Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi Balitang Diklat Kemenag (LKKMO), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Munassa) serta Research for Islamic History, Art and Culture (IRCICA) Turki. Gelaran ini berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 2 sampai 4 Agustus 2023. Tema yang diangkat dalam simposium tahun ini adalah “Religious Heritage on Tolerance, Non Violence and Accomodated Tradition”. Acara digelar secara hibrid di gedung Convention Hall UIN Sunan Kalijaga dan disiarkan langsung di saluran Youtube Balitbangdiklat.
Di bawah tema iniada tujuhsub-tema, di antaranya;
- Religious Moderation and Local Wisdom;
- Interreligious Interaction in Literature and Heritage;
- The Making of Religious Identity as Reflected in The Literature and Heritage;
- Indonesian New Capital City and New Challenges in Religious Life;
- The Dynamic of Democracy in Culture and Religious Diversities;
- Conflict and Diplomacy Historical and Contextual Framework;
- Democracy and Religious Moderation Within Digital Society
Dalam duahari ke depan, 100 pemakalah dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Rusia, Jerman, India, Khazakstan, Etiopia, dan Indonesia yang telah lolos seleksi abstrak akan mempresentasikan hasil penelitiannya dalam panel dan jadwal yang telah ditentukan.
Acara dibuka dengan pentas tari Wonderful Land Indonesia yang ditarikan oleh Tim Tari Almaer UIN Sunan Kalijaga, menampilkan tarian-tarian dari berbagai adat di Indonesia dalam satu koreografi.
Sambutan pertama dihaturkan oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Al Makin, M.A., Ph.D. Al Makin menyampaikan ucapan selamat datang kepada para tamu kehormatan.
Di sela sambutannya, Al Makin mengutip Serat Mijil, Tambang Raras, Serat Centini, yang artinya.
“Sesukanya mencari jalan, ada yang ke arah timur, barat, selatan, utara. Terserah sesuka hati. Ternyata semuanya bermuara di lautan luas. Jangan mendustakan ilmu. Ilmu tidak ada yang keliru.”
Dengan tembang itu, Al Makin hendak menyerukan bahwa kendati perbedaan yang ada, semuanya kan juga bermuara pada satu kebenaran asalkan berpegang teguh pada ilmu pengetahuan. Simposium Internasional ini diharapkan dapat menyuguhkan harmoni panorama keberagaman agama dan kebudayaan di Indonesia lewat diskursus akademik. UIN Sunan Kalijaga adalah salah satu kampus yang berkomitmen tinggi untuk merawat keberagaman dan perbedaan yang membentang di Indonesia, tutur Al Makin.
Kata sambutan selanjutnyadisampaikan oleh Prof. H. Amin Suyitno, M.Ag, Kepala Badan Litbang dan Dilat Kementrian Agama RI. Amin menyampaikan, tema yang diusung pada ISLAGE ke empat ini sangat erat kaitannya dengan Moderasi Beragama. Dalam sambutannya, ia mengungkapkan keprihatinannyapada naiknya kasus intoleransi yang terjadi belakangan ini.
“Riset terbaru Setara Institute, kita harus waspada tren intoleransi itu belakngan ini mengalami kenaikan yang signifikan terutama di lingkunganpendidikan. Dan yang lebih memprihatinkan justru terjadi di lembaga pendidikan, tidak terkecuali kampus. Karna kita punya rumah moderasi. ini kita harus fungsikan sebagai detektor dini intoleransi.”
Ia menyampaikan, dalam program Moderasi Beragama yang diusung Kemenag,setidaknya ada empatfungsi Rumah Moderasi Beragama (RMB), di antaranya, Pusat riset moderasi, Pusat pengabdian kepada masyarakat. Menginsersi kurikulum,dan Pendampingan.
“Saya berharap betul ini menjadi bagian penting PR kita ke depan. Tema ini menginspirasi kita semua. agar kemudian persoalan intoleransi yang terjadi belakangan menurut Setara Institute itu, kampus harus menjawabnya dengan memfungsikan secara maksimal RMB. Itulah tujuan dibentuknya RMB ini.
Simposium dibuka secara resmi melalui sambutan Wakil Menteri Agama, H. Saiful Rahmat Dasuki, M.Si. Mewakili Kementrian Agama RI, Saiful menyampaikan penghargaan dan apresasi yang tinggi kepada pihak yang berinisiasi menggelar simposium ini.
Ia sangat mendukung simposium ini dan berharap acara ini memberi hasil yang bermanfaat untuk kehidupan beragama di Indonesia. Saiful menambahkan, ini sekaligus merupakan wujud komitmen Kementrian Agama RI dalam memberikan penguatan kapasitas kepada para peneliti dan pemakalah. Ia berharap simposium ini dapat menjadi bagian dari upaya bersama untuk terus mengembangakan kecintaan terhadap dunia riset yang pada akhirnya dapat berkontribusi nyata.
Hal ini menunjukkan bahwa masalah toleransi beragama merupakan hal yang menjadi persoalan yang terjadi di banyak negara.
“Pelaksanaan Simposium ini juga dapat menjadi rujukan keilmuan kajian Islam di berbagai negara bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang moderat dan sangat inklusif terhadap perbedaan. Untuk itulah Moderasi Beragama ini menjadi amat penting dalam merawat keberagaman yang merupakan kekuatan bangsa Indonesia.”
Symposium dilanjutkan oleh pidato pembicara kunci yang disampaikan oleh Prof. Dr. Abu Bakar Abdulah Senghor, mewakili kepala Internaitional Reseasrc Center for Islamic History, Art, Culture (IRSICA) Turki, Dr. Hery Yogaswara, M.A, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasiona (BRIN), Dr. Munawar Holil, M.Hum, Kepala Manassa. Sesi Plenary selama duahari ke depan akan memberikan wawasan khazanah moderasi beragama di Indonesia melalui hasil-hasil riset para pemakalah (LP2M, 2023).