KKN 105 PONOROGO GELAR PELATIHAN BATIK SHIBORI BERSAMA KARANG TARUNA DESA COPER KECAMATAN JETIS KABUPATEN PONOROGO

LP2M -Minggu (08/08/2021), KKN 105 Ponorogo UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar acara Pelatihan Batik Shibori di balai desa Coper kecamatan Jetis kabupaten Ponorogo. Acara ini diisi oleh Ibu Himmatuz Zulfa pemilik Lala Shibori Batik yang menekuni bisnisnya sejak tahun 2017. Kegiatan ini dihadiri oleh 10 pemudi dari Karang Taruna desa Coper dan juga anggota KKN 105 Ponorogo secara offline dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Program pelatihan batik ini tidak bisa berjalan dengan lancar, tanpa adanya peran dan antusias masyarakat desa Coper, serta izin dari Pemerintah Desa Coper. Nisfu Lailati selaku Ibu Kepala Desa saat dimintai izin di kediamannya untuk acara ini, beliau sangat antusias dan merespon baik kegiatan ini. Beliau berpesan agar tetap mematuhi protokol kesehatan dan acara bisa selesai sebelum jam 12 siang.

“Pelatihan batik ini merupakan pelatihan yang dilaksanakan guna melestarikan kebudayaan bangsa, sehingga diharapkan dengan kegiatan ini bisa menjadi sarana pemberdayaan masyarakat utamanya utuk generasi penerus bangsa, yakni pemuda-pemudi desa Coper. Selain itu kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan dan sebagai pendorong serta motivasi untuk berwirausaha bagi kaum muda yang nantinya dapat memberikan manfaat bagi sesama dan lingkungan sekitar”, tutur Puji Pangestuti selaku Ketua KKN 105 Ponorogo dalam sambutannya.

Kegiatan pelatihan ini dibagi menjadi dua tahap, tahap yang pertama yakni tahap melipat dan kedua yakni tahap pewarnaan. Tahap pertama yakni tahap melipat kain. Motif yang dihasilkan dari Batik Shibori sejatinya dari kreativitas teknik melipat. Lipatan yang berbeda menghasilkan motif yang berbeda pula. Setiap peserta mendapatkan 2 meter kain yang kemudian dilipat sesuai dengan instruksi pemateri, dan kemudian diikat dengan karet gelang mentah. Kain yang digunakan bisa berupa kain katun, mori, blacu, dsb. Tetapi media yang digunakan dalam pelatihan ini adalah kain katun dan juga kaos bekas.

Setelah masing-masing peserta siap dengan lipatan kainnya, dilanjutkan tahap kedua yakni tahap pewarnaan. “Pewarna yang digunakan yakni pewarna remasol. Selain menggunakan pewarna remasol, pewarna alami juga dapat digunakan untuk mewarnai, seperti kunyit, daun pandan, daun jati, dll.”, tutur Ibu Himmatu Zulfa saat menyampaikan materi. Dalam pewarnaan, pertama, lipatan kain dicelupkan ke cairan waterglass yang gunanya untuk mengikat pewarna. Kemudian dicelupkan ke cairan pewarna sesuai dengan selera dan selanjutnya diangkat dan ditiriskan kira-kira 5-10 menit. Setelah dirasa pewarna meresap ke dalam kain, ikatan karet dilepas dan kemudian kain dibuka dan dijemur hingga kering.

Perawatan Batik Shibori ini hampir sama dengan perawatan batik lainnya. “Untuk cucian pertama, kalau mau dicuci, rendam saja pada air biasa, dan kalau tidak kotor, jangan dicuci semua, cuci saja pada bagian yang kotor” ujar Ibu Himmatuz.

“Semoga kegiatan ini menjadi awal kreativitas teman-teman semua, dan juga bisa menambah kegiatan atau aktivitas disaat masa pandemi. Lebih bagus lagi jika kegiatan ini bisa dijadikan sebagai ladang usaha bagi Karang Taruna Desa Coper”, tutur Ibu Himmatuz saat penutupan pelatihan. (Naba Lumaksita, 2021)