Mengenang Peristiwa Bersejarah Pada Bulan Ramadhan: Cerita dari Mahasiswa KKN Kolaborasi UIN Sunan Kalijaga Yogyarta Di Dusun Sekuning

Tradisi-tradisi budaya di Indonesia memiliki kekhasan Islam karena agama Islam merupakan mayoritas di negara ini. Interaksi anta
LP2M- Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaborasi antara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, IAIN Kediri, UIT Lirboyo dan IAIFA Sumbersari mengikuti kegiatan Suroan di Dusun Sekunig, Desa Besowo, Kediri(Kamis, 27/07/23)
Tradisi-tradisi budaya di Indonesia memiliki kekhasan Islam karena agama Islam merupakan mayoritas di negara ini. Interaksi antara Islam dan budaya lokal telah menciptakan beragam tradisi dengan sentuhan islami, salah satunya adalah tradisi menyambut dan merayakan Bulan Muharram. Di Indonesia, tradisi ini umumnya diselenggarakan pada tanggal 1-10 Muharram dan dikenal sebagai "suroan," yang diambil dari bahasa Arab "Ashura" yang berarti sepuluh, merujuk pada bulan Muharram.
Suroan adalah tradisi atau upacara budaya yang umum ditemui di berbagai daerah di Indonesia, terutama di Jawa. Tradisi ini biasanya dirayakan pada bulan Muharram, yang merupakan bulan pertama dalam penanggalan Hijriah dalam kalender Islam.
Cara pelaksanaan suroan sangat beragam di setiap daerah, namun pada umumnya melibatkan berbagai kegiatan seperti khataman, karnaval, pertunjukan kesenian tradisional, upacara adat, dan atraksi budaya lainnya. Selain itu, di dalam tradisi suroan juga terdapat dimensi spiritual dan religius, di mana masyarakat meyakini bahwa perayaan ini memiliki kaitan dengan tradisi keagamaan Islam.
Dusun Sekuning dengan mayoritas warganya yang beragama Islam juga memiliki tradisi khsusus menyambut 10 Muharam yakni dengan mengadakan khataman qur’an, kegiatan tersebut dilaksanakan di Masjid Al-Hikmah Dusun Sekunig. Kegiatanya meliputi do’a bersama yang dimulai selepas shalat maghrib dan dilanjut dengan khataman 30 Juz qur’an selepas isya.
Solidaritas masyarakat dalam tradisi suroan adalah salah satu aspek penting yang menonjol selama perayaan ini. Tradisi suroan memang memiliki makna yang sangat erat dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, sehingga masyarakat cenderung bersatu dan berkolaborasi dalam merayakannya.
Warga di Dusun Sekuning akan memasak dan membawa makanan berupa nasi dan lauk pauk yang nantinya akan diberikan kepada orang-orang yang mengikuti kegiatan khataman di masjid untuk kemudian dimakan bersama-sama. Selain sebagai momentum untuk memperingati Bulan Muharam, kegiatan ini juga dapat menjadi wadah silaturahim bagi Masyarakat.
Dalam peringatan 10 Muharam tahun ini Bpk.Bahrun selaku pemuka agama di dusun sekuning memberikan sambutan yang isinya mengajak masyarakat untuk belajar dari peristiwa- peristiwa para nabi yang terjadi pada Bulan Muharam ” Marilah kita belajar dari kisah para nabi, seperti kisah Nabi Nuh dengan dengan peristiwa kapalnya di mana kapal Nabi Nuh berlabuh di Bukit Zuhdi setelah sekian lamanya, peristiwa tersebut terjadi pada hari Asyura, selain itu kita juga dianjurkan untuk menyantuni anak yatim pada bulan Muharam ini” ujarnya.
Banyaknya peristiwa penting pada Bulan Muharam seperti, diciptakanya Nabi Adan dan Hawa, Pengampunan Allah atas dosa Nabi Adam,Nabi Ibrahim selamat dari api, kebebasan Nabi Yusuf dari penjara dan banyak kisahnya lainya, diharapkan dari peristiwa-pertistiwa bersejarah yang terjadi pada Bulan Muharam tersebut ,dapat menjadi bahan refleksi bagi umat islam untuk meningkatkan iman dan memberikan keyakinan untuk beribadah lebih khusyu di bulan Muharam. (LP2M, M.Hajril)