DUKUNG PETANI MILLENIAL BEBAS KIMIA DI PEKON NGARIP, KKN 105 UIN SUNAN KALIJAGA GELAR SOSIALISASI DAN PRAKTIK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR, PADAT, DAN LOSIDA DARI SAMPAH DAPUR

Sosialiasi dan Praktik Pupuk Organik dan Losida
LP2M-Senin (23/08/2021) KKN Luar Jawa UIN Sunan Kalijaga kelompok kemilau.ngarip menggelar Sosialisasi dan Praktik Pembuatan Pupuk Organik Cair, Padat, dan Losida di Aula TK Darussalam. Turut hadir pula tokoh masyarakat Siti Habibah,S.Pd, Petani Millenial Dayu Aziz H, Tenaga Pendidik TK Darussalam, diikuti oleh seluruh tim KKN Luar Jawa kemilau.ngarip dan perwakilan dari elemen masyarakat dari 4 Pekon, yakni Ngarip, Muara Dua, Datarajan, dan Sukamaju yang diselenggarakan secara offline dan terbatas dengan mengikuti protokol kesehatan
Siti Habibah, S.Pd selaku tokoh masyarakat sekaligus kepala TK Darussalam mendukung penuh kegiatan yang diselenggarakan tim KKN. Begitupun petani millenial Dayu Aziz H yang telah mengikuti pelatihan sampai ke Bogor menyambut hangat program ini untuk bisa diteruskan oleh masyarakat Ngarip kedepannya
“Kehadiran adik-adik KKN menjadi angin segar untuk mendukung perkembangan masyarakat yang ada di Ngarip. Sudah seharusnya kita sebagai tuan rumah mendukung penuh kegiatan yang mereka laksanakan. Sebagai kepala TK Darussalam, saya mempersilahkan kepada tim KKN untuk memanfaatkan fasilitas yang ada untuk semua keperluan yang dibutuhkan.” Tutur Siti Habibah, S.Pd
“Dengan mayoritas mata pencaharian petani, membuat masyarakat Ngarip menjadi salah satu produsen pupuk yang cukup besar setiap tahunnya. Namun masih disayangkan sebagian besar masih tergantung pada pupuk kimia walaupun cocok untuk diolah dengan pupuk organik. Kehadiran teman-teman KKN dengan program pupuk organik dan teknik pengomposan losida ini tentu membuat saya senang karena bisa menyadarkan masyarakat agar memanfaatkan bahan organik yang notabenya dihasilkan dari sampah dapur yang selalu ada” Ungkap Dayu Aziz dalam forum.
Sementara itu peserta terlihat antusias mengikuti sosialiasi dan praktik pembuatan pupuk organik dari sisa dapur yang telah disampaikan. Peserta berharap melalui kegiatan ini menyadarkan masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan dan memanfaatkan sisa dapur sebagai bahan pupuk.
“Pemanfaatan pupuk organik dengan optimasi bahan sisa dapur ini diharapkan mampu mengurangi kebiasaan oknum masyarakat Ngarip yang masih membuang sampah sembarangan ke sungai. Selain itu, program ini mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berinovasi dan mengembangkan kreativitas generasi muda dalam Bertani. Mengingat cara bercocok tanam yang dilakukan masih mengikuti sistem turun menurun” tutur seorang peserta
Mas Dayu Aziz H selaku pemateri dan petani millennial dari Sukamaju menambahkan ”Manfaat jangka panjang yang seringkali diabaikan, yakni dari penggunaan pupuk organik sangat baik pada kualitas tanah dan kesehatan tubuh, dibanding pupuk kimia”, ungkapnya.
Beliau menuturkan pula,
”Alasan masyarakat kita ini yang minim menggunakan pupuk organik karena kecenderungan petani yang menginginkan serba-serbi praktis. Berbeda dengan pengolahan pupuk organik yang terbilang sulit dan membutuhkan waktu pembuatannya. Tapi keinginan tersebut tidak ditambah dengan pengetahuan akan efek jangka panjang yang akan diderita oleh tubuh dan tanah yang aka rusak dan terpengaruh oleh pupuk kimia yang bersifat adiktif”, tambahnya. (Danu, 2021)