KKN UIN SUNAN KALIJAGA GELAR SEMINAR PRANIKAH DI DESA MLANDI KAB. WONOSOBO DENGAN DENGAN TAJUK “ADA APA DENGAN CINTA ?”

LP2M -Minggu (08/08/2021), KKN Dusun Mlandi UIN Sunan Kalijaga menggelar seminar pranikah bertajuk “ada apa dengan cinta?” di Gedung Serbaguna Desa Mlandi Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo. Seminar Pranikah ini diisi oleh dua pemateri yang meliputi materi pengantar yang disampaikan oleh salahsatu anggota KKN 105 Kelompok 174 yaitu Sri Wulan Agustin dan Pemateri Utama dari Jogja yaitu Pak Cahyadi Takaryawan yang merupakan konselor keluarga yang sudah cukup terkenal dikalangan umum.
Seminar pranikah ini dimulai pukul 09.30 dan dihadiri sekitar 45 orang dengan menggunakan protokol Kesehatan sesuai dengan yang dianjurkan oleh pemerintah. Acara ini diawali dengan pembukaan oleh moderator dan langsung disambung ke pemateri pertama yang disampaikan oleh Sri Wulan Agustin dengan judul “Ada apa dengan cinta?” yang meliputi apa makna dari cinta, bagaimanakah cinta itu terbentuk, hingga apa sajakah yang perlu dipersiapkan sebelum kita menikah.
Kemudian dilanjut dengan pemateri kedua yaitu pak Cahyadi Takariyawan, dalam hal ini Pak Cah memaparkan materi dengan judul “Stop Pernikahan Dini” mulai dari apa sajakah yang perlu disiapkan oleh seseorang yang akan menikah, bagaimana memahami kondisi dan peran dan pernikahan hingga hal-hal yang hal perlu diketahui oleh seseorang yang Ketika sudah melakukan akad nikah. Dan acara ini diakhiri dengan kuis dan pembagian doorprize kepada peserta.
Acara ini juga merupakan Kerjasama antara Tim KKN Kelompok 174 dengan Pemerintah Desa Mlandi yang dilatarbelakangi oleh masih banyaknya angka pernikahan dini di Indonesia khususnya di Provinsi Jawa Tengah, ditambah lagi dengan masih tingginya angka perceraian yang disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari faktor ekonomi, KDRT, hingga kurangnya bekal ilmu berkeluarga. Maka dari itu dengan adanya seminar pranikah ini, diharapkan dapat menambah wawasan mengenai pranikah dan kedepannya dapat mengurangi angka pernikahan dini dan tingkat perceraian khususnya di Desa Mlandi(Mohammad Thomtowi, 2021).