USIM Malaysia Kunjungi PLD UIN Sunan Kalijaga, Perkuat Pertukaran Pendidikan Inklusif dan Budaya antar Negara

Sebanyak 30 perwakilan dari Universitas Sains Islam Malaysia (USIM) yang terdiri dari dosen dan mahasiswa melakukan kunjungan ke Pusat Layanan Difabel (PLD) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan pertukaran pendidikan dan budaya, sekaligus membina kerja sama jangka panjang antara kedua institusi.

Dalam kunjungan ini, rombongan USIM terlibat dalam beragam kegiatan, di antaranya berbagi ilmu mengenai Al-Quran Braille bersama komunitas tunanetra UIN Sunan Kalijaga, pameran budaya Malaysia yang menampilkan masakan tradisional, busana, dan pertunjukan seni Dikir Barat, serta lokakarya kolaboratif yang mempertemukan mahasiswa dan dosen dari kedua universitas.

Melalui interaksi langsung, mahasiswa difabel maupun non difabel memperoleh kesempatan merasakan suasana pembelajaran internasional sekaligus memperluas perspektif global mereka. Program ini juga menjadi sarana pertukaran pengalaman dalam bidang pendidikan inklusif, termasuk berbagi praktik bahasa isyarat bagi komunitas tuli dan pengenalan braille bagi difabel Netra.

Dr. Noornajihan sebagai pimpinan rombongan USIM yang sekaligus sebagai dosen USIM menyampaikan bahwa UIN Sunan Kalijaga dipilih sebagai mitra karena reputasinya sebagai kampus Islam yang prestisius sekaligus memiliki keahlian di bidang layanan difabel dan pengabdian masyarakat.

Koordiantor PLD UIN Sunan Kalijaga, Dr. Asep Jahidin, menegaskan bahwa inisiatif kunjungan dari USIM Malaysia ini tidak hanya mempererat hubungan akademis, tetapi juga membangun pemahaman lintas budaya dan saling menghargai keragaman. “Kami berharap kemitraan ini akan melahirkan kolaborasi berkelanjutan, khususnya dalam pengembangan pendidikan inklusif dan kerja sama kebudayaan serta pengabdian masyarakat sebagaimana yang diamanatkan juga oleh ketua LPPM UIN Sunan Kalijaga, Gus Qoyyum,” ungkapnya.

Program ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Malaysia melalui jalur pendidikan dan budaya inklusif, sekaligus membuka jalan bagi terwujudnya kemitraan yang lebih erat di masa mendatang.